Senin, 07 September 2009
Minggu, 31 Mei 2009
10 Kecelakaan Kapal Laut Terburuk Sepanjang Masa
Berikut ini daftar 10 Kecelakaan laut terburuk di dunia diurutkan dari jumlah korban terkecil sampai terbesar.
10. KMP Tampomas II
Tampomas II berlayar dari Jakarta menuju Sulawesi dengan membawa puluhan kendaraan roda empat, sepeda motor dan 1054 penumpang terdaftar serta 82 kru kapal. Perkiraan mengatakan total penumpang di kapal tersebut adalah 1442 orang (perkiraan tambahan penumpang gelap). Dalam kondisi badai laut di malam hari tanggal 25 Januari beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, diduga percikan api timbul dari puntung rokok yang melalui kipas ventilasi yang menjadi penyebab kebakaran.
Para kru melihat dan gagal memadamkannya dengan tabung pemadam kebakaran portable. Api menjalar ke dek lain yang berisi muatan yang mudah terbakar, asap menjalar melalui jalur ventilasi dan tidak berhasil ditutup. Api semakin menjalar ke kompartemen mesin karena pintu dek terbuka. Selama dua jam tenaga utama mati, generator darurat pun gagal dan usaha memadamkan api seterusnya sudah tidak mungkin.
Pada tgl 26 Februari 1852 ketika mengangkut pasukan ke Afrika kapal ini karam di Gansbaai dekat Cape Town, South Africa. Tidak tersedia sekoci penyelamat yg cukup untuk seluruh penumpang namun demikian para prajurit ini dengan gagah berani tetap mempersilahkan penumpang wanita dan anak-anak untuk naik ke sekoci yg ada. Akhirnya cuma ada 193 org dari 643 org yg selamat dari musibah ini. Kisah heroik para prajurit ini menjadi dasar protokol “women and children first” saat prosedur penyelamatan musibah laut.
8. SS Eastland
7. MS Estonia
6. RMS Empress of Ireland
5. RMS Titanic
4. Sultana
3. MV Joola
2. Halifax Explosion
1. MV Doña Paz
Mandala Airlines Penerbangan 91
Mandala Airlines Penerbangan RI 091 merupakan sebuah pesawat Boeing 737-200 milik Mandala Airlines yang jatuh di kawasan Padang Bulan, Medan, Indonesia pada 5 September 2005. Kecelakaan ini terjadi saat pesawat sedang lepas landas dari Bandara Polonia Medan.
Pesawat tersebut menerbangi jurusan Medan-Jakarta dan mengangkut 116 orang (111 penumpang dan 5 awak). Sebelumnya diberitakan pesawat tersebut mengangkut 117 orang namun seorang penumpang ketinggalan pesawat. Penumpang yang selamat berjumlah 17 orang dan 44 orang di darat turut menjadi korban.
Kronologi
Kecelakaan terjadi pada sekitar pukul 09.40 WIB saat pesawat sedang lepas landas. Pesawat tersebut lepas landas dalam posisi yang tidak sempurna dan lalu menabrak tiang listrik sebelum jatuh ke jalan dan menimpa rumah warga yang terletak hanya sekitar 100 meter dari bandara.
Setelah jatuh, pesawat meledak beberapa kali dan terbakar sehingga hancur hampir sepenuhnya, menyisakan ekor pesawat. Sebanyak lima rumah warga yang tertimpa badan pesawat juga terbakar.
Menurut kesaksian seorang penumpang yang selamat, pesawat baru saja lepas landas dan tiba-tiba oleng ke kiri lalu mulailah api menjalar. Namun ada pula yang menyatakan bahwa pesawat tersebut sulit lepas landas.
Kobaran api selain menghanguskan pesawat juga menghanguskan puluhan rumah dan kendaran bermotor. Api yang terus menyala menyulitkan usaha penyelamatan jenazah dari bangkai pesawat dan kondisi di sekitar lokasi pun padat oleh penduduk yang penasaran.
Kondisi pesawat dan penumpang
Pesawat Boeing 737-200 yang jatuh merupakan buatan tahun 1981 dan telah dinyatakan laik terbang hingga tahun 2016.
Dari 116 orang dalam pesawat, 111 di antaranya adalah penumpang (108 dewasa dan tiga bayi) dan lima orang awak. 17 penumpang dinyatakan selamat dan umumnya duduk di bagian belakang. Di antara korban kecelakaan yang meninggal dunia termasuk Gubernur Sumatra Utara Tengku Rizal Nurdin yang rencananya akan bertemu Presiden serta mantan Gubernur Sumatra Utara Raja Inal Siregar. Terdapat pula dua penumpang berkewarganegaraan RRC, seorang berkewarganegaraan Jepang dan seorang warga Malaysia. Selain penumpang pesawat, juga terdapat 44 korban jiwa di darat yang merupakan penduduk setempat.
Sebab dan pasca kejadian
Penelitian awal yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dengan tim investigasi National Transportation Safety Board dari Amerika Serikat menemukan bahwa terdapat kerusakan yang menyebabkan salah satu mesin pesawat tersebut tidak bertenaga. Namun, masih diselidiki apakah kondisi tersebut telah ada sebelum atau sesudah pesawat terempas dan meledak.
Selain itu, beberapa hari setelah kejadian, muncul laporan yang menyebutkan bahwa pesawat tersebut membawa kargo berupa durian yang berbobot 2 ton, sehingga hampir mencapai batas berat maksimum yang mampu diangkut pesawat. Dari foto-foto lokasi kejadian yang muncul di detikCom, memang terlihat buah-buah durian berserakan di sekitar puing-puing pesawat.
Dalam hitungan hari setelah musibah ini, ada pula beberapa kejadian kecelakaan pesawat yang kecil namun tidak menyebabkan korban jiwa. Beberapa pesawat jenis Boeing 737-200 juga dikandangkan (grounded) setelah dilakukan inspeksi mendadak oleh Menteri Perhubungan Hatta Rajasa di Bandara Soekarno-Hatta lima hari setelah peristiwa tersebut.
Sebelumnya pada 7 Juni 2005 Menteri Perhubungan telah sempat mengeluarkan SK No. 35 Tahun 2005 tentang pembatasan usia pesawat udara maksimum selama 35 tahun atau 70.000 kali pendaratan, namun aturan ini berlaku enam bulan kemudian atau Desember 2005.
Pada 12 Oktober 2006, KNKT menyatakan bahwa menurut hasil penyelidikan, Penerbangan 91 jatuh akibat kondisi flap dan slat (alat penambah daya angkat pesawat saat lepas landas) yang tidak turun serta prosedur check list peralatan yang tidak sesuai persyaratan.
Bencana Alam Akibat Perubahan Iklim
Peningkatan aktivitas gempa bumi berhubungan dengan pemanasan global
Dr. Tom Chalko, kepala geofisika di Peneliti Teknik Ilmu Pengetahuan Austria telah mencatat peningkatan aktivitas gempa bumi yang saat ini lebih besar lima kali daripada dua puluh tahun lalu. Dengan mengutip data NASA dimana es di Bumi saat ini menyerap lebih banyak energi panas dari Matahari daripada radiasi yang dibalikkan ke angkasa, Dr. Chalko menyatakan, “Ketidakseimbangan panas ini telah menciptakan panas di dalam perut bumi tidak dapat keluar sehingga perut bumi terlalu panas. Peningkatan aktivitas gerakan seismik, tektonik, dan vulkanik adalah akibat yang tak terabaikan dari panas yang terperangkap akibat ketidakseimbangan.” Dr. Chalko sedang mendesak komunitas ilmuwan internasional untuk membagikan info ini dengan publik dan berkata, “Konsekuensi dari kelambanan kita akan menjadi malapetaka. Tidak ada waktu untuk gerakan setenga-setengah.”
http://www.earthtimes.org/articles/show/earthquakes-became-five-times-more,437288.shtml
|
Badan AS Membenarkan Pola Cuaca yang Esktrim Akibat Perubahan Iklim
Menurut sebuah laporan dari Program Ilmu Pengetahuan Perubahan Iklim AS yang disusun oleh banyak badan pemerintah, pemanasan global akan menyebabkan kondisi cuaca menjadi semakin parah, dengan kekeringan dan banjir yang meningkat baik dalam tingkat keparahan maupun lamanya. Laporan itu juga meramalkan frekuensi terjadinya keesktriman ini menjadi semakin cepat, dan memberi peringatan bahwa tindakan pencegahan harus memperhitungkan kecenderungan perubahan iklim agar efektif melindungi masa depan.Perubahan Iklim Menjadi Latar Belakang Bencana Alam Seperti Banjir di Midwest
Kerusakan karena badai dan banjir yang terjadi baru-baru ini di negara-negara bagian midwest di Wisconsin, Illinois, Indiana, dan Iowa dikaitkan dengan pemanasan global. Perry Beeman, wartawan pemenang penghargaan untuk The Des Moines Register di Iowa, mengatakan bahwa sebelum badai terjadi, ia dan rekan-rekannya telah mengembangkan serial perubahan iklim untuk diterbitkan di koran tersebut dan meramalkan dampak-dampak ini.
|
Zambia Menghadapi Perubahan Iklim
Dalam sebuah seminar di Lusaka, Wakil Menteri Pariwisata dan Sumber Daya Alam Zambia, Todd Chilembo berbicara tentang banjir di negaranya baru-baru ini merupakan contoh dari dampak pemanasan global dan berkata bahwa akan butuh waktu lama untuk pulih kembali. Bpk. Aeneas Chuma, wakil Zambia untuk Program Pembangunan PBB juga mengutip laporanPanel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim yang menegaskan bahwa 95% perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia. Wakil Menteri Chilembo menyatakan bahwa kementeriannya
ikut serta dalam Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM), sebuah langkah yg berkaitan dengan Protokol Kyoto yang memungkinkan negara-negara maju menanamkan modal dalam proyek-proyek pengurangan emisi di Zambia.
Topan Nargis adalah Indikasi dari Perubahan Iklim
Menurut Pusat Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan (CSE), Topan Nargis yang merusak Myanmar dan memakan korban sangat banyak ini sepertinya merupakan dampak dari dari perubahan iklim. Dengan mengutip laporan perubahan iklim PBB, Direktur CSE, Sunita Narain, berkata, “Nargis adalah satu tanda akan datangnya hal-hal lain. Di tahun 2007, Bangladesh dihancurkan oleh topan tropis Sidr. Korban dari topan ini adalah korban perubahan iklim.” Narain menyerukan negara-negara kaya agar lebih bergegas mengatasi emisi gas rumah kaca mereka untuk membantu mengurangi pengaruh hebat dari pola cuaca yang tidak stabil bagi negara-negara yang pertaniannya tergantung pada hujan.Jumat, 29 Mei 2009
Gempa Bumi Guncang Italia
Ratusan gempa bumi susulan menghalangi upaya pasukan penyelamat mengeluarkan korban yang terperangkap puing-puing bangunan, hingga Senin malam (06/04). Selasa pagi waktu setempat (07/04), 34 orang di ibukota Abruzzo, L'Aquila, di Italia tengah, masih dinyatakan hilang. Tadi malam, seorang mahasiswi berhasil diselamatkan setelah terperangkap 23 jam di bawah reruntuhan rumahnya.
"Kita orang Abruzzo, kita keras dan kuat. Kita juga akan berusaha sekuat tenaga, seperti layaknya orang Abruzzo,“ seru Gianni Chiodi, pemimpin daerah Abruzzo, memberi semangat warganya, supaya tidak putus asa dalam menghadapi bencana.
Warga Abruzzo saat ini masih dicekam ketakutan. Senin malam (06/04), sebuah gempa yang berkekuatan cukup tinggi mengguncang wilayah tersebut. Di lima lokasi di kota L'Aquila, ratusan tenda, dapur umum, dan WC darurat didirikan. Warga yang berhasil selamat dari bencana, ditempatkan di tenda-tenda darurat. Puluhan warga yang memiliki mobil pribadi menginap di kendaraannya yang diparkir di lapangan luas. Sementara ratusan korban selamat lainnya diinapkan di stadion, barak-barak dan aula olahraga. Banyak warga juga yang mengungsi keluar dari lokasi bencana dan menginap di sanak keluarganya di kota lain.
Franco Albanesi, pemimpin pasukan penyelamat di Onna, wilayah pinggiran L'Aquila menjelaskan bahwa lokasi bencana masih kekurangan logistik.
“Kami juga harus melengkapi tenda pembagian makanan dengan dipan, karena kekurangan tenda. Sementara kami harus menyediakan akomodasi darurat bagi warga. Sementara di Onna, informasi mengenai korban hilang masih simpang siur. Ada yang bilang, beberapa orang saja yang hilang. Namun ada juga yang bilang, ada 40 orang yang hilang. Tapi kami tidak punya data pasti, semua itu kabar burung. Kami belum tahu, tapi kemungkinan hari ini semua informasi dapat dikonfirmasi,” kata Albanesi.
Di Onna saja, yang berpenduduk 250 orang, jumlah korban tewas mencapai 39 orang. Sementara itu di L'Aquila, masih terdapat sejumlah orang yang dinyatakan hilang. Setidaknya 1500 orang menderita luka-luka akibat gempa bumi. Menurut perkiraan pihak pemerintah, 17 ribu warga kehilangan tempat tinggalnya akibat bencana yang terjadi Senin (06/04) dinihari pukul 03.30 waktu setempat.
Sejumlah saksi mata melaporkan bahwa regu penyelamat bertindak sangat cepat dalam menangani bencana tersebut. Anjing-anjing pelacak segera digiring ke arah reruntuhan di mana dilaporkan terdengar suara minta tolong.
Perdana Menteri Silvio Berlusconi meminta militer mengerahkan seribu pasukan tambahan guna menolong korban gempa bumi di Abruzzo dan menteri pertahanan menyatakan setuju. Sidang kabinet darurat Senin malam menyetujui pemberian dana bantuan darurat senilai 30 juta Euro.
Bencana Banjir di Australia
Hujan terus menerus dan angin kuat yang menyebabkan kekacauan di kawasan antara Brisbane dan Sydney telah berkurang namun beberapa jalan bebas hambatan masih tertutup.
Peramal cuaca memperkirakan badai datang lagi akhir pekan ini sehingga diperlukan sampai dua minggu air banjir surut sepenuhnya.
Kawasan yang paling buruk terkena bencana adalah bagian utara New South Wales masih tergenang air lumpur.
Perdana Menteri Nathan South melukiskan kawasan itu sebagai "laut di tengah daratan".
Seluruh komunitas telah terputus sehingga petugas penyelamat datang mengirimkan bantuan darurat kepada ribuan orang yang terperangkap di rumahnya.
Para petani melaporkan kehilangan banyak kambing dan sapinya sedangkan warga lainnya memperingatkan soal ular berbahaya di kawasan banjir yang menggenang beberapa pusat kota.
Zona bencana alam telah diumumkan oleh pemerintah setempat.
Kawasan pantai, termasuk daerah peristirahatan Byron Bay diserang oleh ombak dan gelombang sampai setinggi 6 meter.
Muncul peringatan bahwa erosi besar-besaran di sebagian pantai bisa mengubah lanskap tanah selamanya.
Badai yang kuat yang menghantam sebagian Queensland dan New South Wales yang menewaskan dua orang dalam beberapa hari ini telah berkurang.
Namun petugas BMG memperingatkan bahwa cuaca buruk akan datang lagi.
Minggu, 24 Mei 2009
Tragedi Lumpur Lapindo
Tragedi ‘Lumpur Lapindo’ dimulai pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur panas mulai menggenangi areal persawahan, pemukiman penduduk dan kawasan industri. Hal ini wajar mengingat volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50 ribu meter kubik perhari (setara dengan muatan penuh 690 truk peti kemas berukuran besar). Akibatnya, semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur: genangan hingga setinggi 6 meter pada pemukiman; total warga yang dievakuasi lebih dari 8.200 jiwa; rumah/tempat tinggal yang rusak sebanyak 1.683 unit; areal pertanian dan perkebunan rusak hingga lebih dari 200 ha; lebih dari 15 pabrik yang tergenang menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan lebih dari 1.873 orang; tidak berfungsinya sarana pendidikan; kerusakan lingkungan wilayah yang tergenangi; rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon); terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.3
Lumpur juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565 mg/liter Hg, padahal baku mutunya hanya 0,002 mg/liter Hg. Hal ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan, iritasi kulit dan kanker.4 Kandungan fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah (hemolisis), jantung berdebar (cardiac aritmia), dan gangguan ginjal.5
Selain perusakan lingkungan dan gangguan kesehatan, dampak sosial banjir lumpur tidak bisa dipandang remeh. Setelah lebih dari 100 hari tidak menunjukkan perbaikan kondisi, baik menyangkut kepedulian pemerintah, terganggunya pendidikan dan sumber penghasilan, ketidakpastian penyelesaian, dan tekanan psikis yang bertubi-tubi, krisis sosial mulai mengemuka. Perpecahan warga mulai muncul menyangkut biaya ganti rugi, teori konspirasi penyuapan oleh Lapindo,6 rebutan truk pembawa tanah urugan hingga penolakan menyangkut lokasi pembuangan lumpur setelah skenario penanganan teknis kebocoran 1 (menggunakan snubbing unit) dan 2 (pembuatan relief well) mengalami kegagalan. Akhirnya, yang muncul adalah konflik horisontal.
Letusan Gunung Talang
Setelah tsunami dan serentetan gempa, kini giliran Gunung Talang, Sumatera Barat, meletus. Gunung Talang dengan ketinggian 2.800 meter diatas permukaan laut yang terletak di kabupaten Solok, Sumatera Barat, meletus hari ini, Selasa (12/4/2005) sekitar pukul 03.42 WIB. Gunung ini berjarak sekitar 60 KM arah timur kota Padang.
Letusan Gunung Talang ini bersifat freatik, artinya hanya mengeluarkan material di permukaannya, letusan ini menimbulkan material berupa abu vulkanik. Menurut petugas vulkanologi Bukit Tinggi, Agung, kepada detikcom, Padang, Sumatera Barat, Selasa (12/402005), letusan tersebut tidak menyebabkan gempa vulkanik.
''Let usan yang terjadi malam tadi, tidak menimbulkan gempa vulkanik pada lokasi sekitar Gunung Talang,'' ujarnya. Agung menghimbau agar warga mengungsi paling tidak sejauh 1 km dari pusat letusan. Menurutnya sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah akan terjadi letusan yang lebih besar atau tidak. Warga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
'' Tidak diketahui apakah akan ada letusan lagi, sekarang saya sedang mengumpulkan informasi tentang perkembangan terakhir,'' tambah Agung.
Menurut keterangan warga Solok, Edawardi, saat ini kepanikan melanda warga yang berada disekitar Gunung. Sebagian besar warga memang masih bertahan di tempat tinggalnya, namun sebagian warga sudah ke luar dari rumahnya dan ada yang mengungsi menjauhi gunung, seperti ke Pasar Talang.
Sampai berita ini diturunkan belum ada keterangan mengenai adanya korban jiwa maupun kerusakan yang ditimbulkan.
Bencana Alam Akibat Angin Puting Beliung
Bencana angin puting beliung dilaporkan melanda sejumlah kecamatan di Serang, Banten Minggu (11/11/07) malam, hingga mengakibatkan ratusan rumah warga rusak. Meski belum ada laporan menyangkut korban jiwa, namun sejumlah fasilitas umum ikut rusak tertimpa pohon tumbang. Hingga Senin (12/11) padi, warga masih membenahi rumah mereka yang berantakan akibat tertimpa pohon tumbang. Beberapa warga bahkan terpaksa menumpang tidur di rumah tetangga karena rumah mereka yang rusak parah. Samsudin, salah satu warga Kecamatan Walantaka mengaku, hujan yang terjadi diiringi angin kencang yang memutar, salah satu anaknya bahkan sempat terlempar karena diterjang angin.
Tiuapan angin puting beliung juga merobohkan pepohonan sehingga menimpa sejumlah fasilitas umum termasuk salah satunya gardu listrik. Akibatnya suasana menjadi gelap dan petugas PLN terpaksa turun langsung mengamankan kabel listrik yang putus dan memperbaikinya. Belum diketahui secara pasti berapa banyak kerusakan akibat bencana alam ini.
Selasa, 19 Mei 2009
TANAH LONGSOR
Jawa Barat bisa dikatakan provinsi yang paling sering dilanda bencana tersebut. Berdasarkan data Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, pada tahun 2004 di Jawa Barat terjadi bencana tanah longsor hingga 24 kali. Sebanyak 22 orang tewas dan 21 luka-luka dengan kerugian 176 rumah rusak, 53 rumah hancur, dan lima bangunan lain rusak.
Selain itu, sekitar 160 hektar lahan pertanian dan 90 meter ruas jalan rusak. Bencana tanah longsor paling banyak menelan korban terjadi di Desa Kidangpananjung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung. Longsor pada 21 April 2004 itu menyebabkan 15 orang tewas.
Kepala Subdirektorat Mitigasi Bencana Geologi, Surono, mengibaratkan tanah longsor sebagai "bintang lima" dalam peringkat hotel. Bintang empat ditempati gempa bumi dan peringkat selanjutnya adalah banjir, letusan gunung berapi, dan bencana lain.
Pergerakan tanah di Jabar sudah tergolong rentan, ditambah lagi oleh curah hujan yang tinggi dibandingkan dengan provinsi lain. Selain itu, sekarang ini banyak fungsi lahan yang berubah dari kawasan hutan menjadi ladang dan sawah.
Perubahan lahan di Jabar yang sudah rawan longsor, semakin berbahaya karena proses penyuburan sawah dan ladang berarti menggemburkan tanah. Penggemburan membuat tanah semakin labil karena lebih mudah pecah.
BANYAK masyarakat yang berdiam di daerah rawan longsor karena lahan di tempat itu dianggap memiliki nilai ekonomis. Tanah yang gembur tentu disukai petani untuk menyuburkan tanamannya. Contoh permukiman seperti ini terdapat di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Daerah seperti itu, selain subur juga memiliki aliran air yang tersedia untuk melakukan penanaman sepanjang tahun.
Upaya pemulihan lahan kritis, menurut Surono, tidak bisa sepenuhnya mengeliminasi bahaya longsor. Penanaman pohon hanya berfungsi untuk memperlambat terjadinya peristiwa itu. Pohon-pohon dengan akarnya berfungsi sebagai pengikat tanah sehingga mengurangi kemungkinan longsor.
Di sisi lain, keterpaksaan tinggal di daerah rawan gempa tidak terlepas dari aspek kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan. Bila mereka memiliki tingkat kesejahteraan yang cukup, tentu memilih tempat yang lebih aman. Faktor lain yang berpengaruh adalah tingkat pendidikan. Penduduk di daerah rawan gempa biasanya berpendidikan rendah.
Kendati demikian, bukan berarti daerah rawan bencana alam tidak dapat ditempati. Surono mencontohkan daerah rawan bencana di negara maju yaitu negara bagian California di Amerika Serikat. Penduduk di daerah tersebut merasa aman karena pemerintah setempat mengupayakan langkah pencegahan bencana ditambah lagi dengan sistem asuransi yang sudah maju.
"Jadi intinya, bagaimana kita bisa mengatur daerah sekitar kita supaya aman," papar Surono.
Upaya penghijauan juga tidak bisa dilakukan sembarangan karena membutuhkan pepohonan yang sesuai dengan lahan yang ditanam. Pohon yang besar tidak cocok ditanam di lereng yang curam. Berat pohon justru menambah beban lahan, dan tiupan angin menyebabkan pohon menjadi semacam dongkrak yang membongkar lahan. Jenis tanaman yang cocok untuk daerah itu adalah pohon yang tidak terlalu tinggi, namun memiliki jangkauan akar yang luas sebagai pengikat tanah.
"Mengatasi bencana tanah longsor merupakan tugas dari multidisiplin ilmu, misalnya ahli kehutanan untuk menentukan jenis tanaman dan ahli tanah untuk menentukan jenis lahan," tambah Surono.
TANAH longsor di lahan kritis lebih cepat terjadi karena tidak ada penahan. Penanganan longsor di Jawa Barat bagian utara dan selatan, berbeda karena jenis tanahnya tidak sama. Sedangkan tanah di Jabar selatan lebih labil sehingga lebih rawan longsor.
Menurut Surono, walaupun tanah longsor paling sering terjadi di Jawa Barat, perhatian masyarakat terhadap bencana itu belum besar. Ini karena skala yang terjadi selama ini masih kecil dan sedikit menelan korban.
Masyarakat baru tersadar ketika bencana besar terjadi, seperti longsor sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah dengan korban tewas sekitar 120 orang (21/2/2005). Kejadian besar lain, yaitu longsor di Kampung Bonjot, Desa Ranca Panggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, yang menyebabkan 164 keluarga mengungsi (21/4/2004).
Banjir Bandang
Banjir Bandang adalah banjir di daerah di permukaan rendah yang terjadi akibat hujan yang turun terus-menerus dan muncul secara tiba-tiba. Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba.dan mengancam kita semua maka kita harus menjaga kelestarian di alam kita ini maka dri pada itu harus menjaga ya
Gempa di Yogyakarta
Para korban gempa bumi berjumlah ratusan orang ditampung di halaman Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, Sabtu (27/5). Korban dirawat di luar rumah sakit karena dikhawatirkan terjadi gempa susulan.
Warga Yogyakarta, luka-luka akibat tertimpa bangunan menyusul gempa 6,2 skala richter berpusat di pantai Parangtritis, Yogyakarta. Gempa terjadi Sabtu (27/5) pukul 05.50 WIB. [Foto-foto: Pembaruan/Fuska Sani Evani]
[YOGYAKARTA] Sedikitnya 140 orang dinyatakan tewas dan diperkirakan ratusan lainnya luka-luka akibat gempa pada Sabtu (27/5) sekitar pukul 05.50-06.30 WIB berkekuatan 6,2 skala richter (SR) yang melanda wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, serta beberapa kota lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Solo, Semarang, Malang, dan Surabaya.
Data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menunjukkan, pusat gempa berada di dekat pantai di selatan Yogyakarta, sekitar 37 km sampai 40 km dari kota tersebut dengan kedalaman 33 kilometer di bawah permukaan laut di Samudera Indonesia. Getaran terkuat gempa terasa di Kota Yogyakarta dan Klaten.
Menurut Kepala Bidang Gerakan Tanah dan Mitigasi Bencana Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi/Badan Geologi, Surono, gempa ini tidak akan menimbulkan tsunami. "Gempa tektonik ini tidak akan menjadi tsunami, tidak perlu panik. Kalau terjadi tsunami pasti sudah dari tadi pagi," ujarnya.
Akibat gempa, Bandara Adisucipto Yogyakarta, terutama bangunan terminal penumpang rusak parah. Akibatnya, sejumlah penerbangan dari dan menuju Yogyakarta dibatalkan dan ada yang dialihkan ke Solo.
erGempa dan Gelombang Tsunami Aceh
Lebih dari dua puluh lima ribu orang tewas akibat gempa berkekuatan 8,9 skala richter terjadi di lepas pantai barat Aceh, pada Minggu (26/12) pukul 8 pagi waktu setempat. Pusat gempa berada di laut dan menyebabkan gelombang tsunami yang menghantam pesisir 8 negara; Indonesia, Malaysia, Thailand, Bangladesh, Burma, Maladewa(Maldives), Sri Lanka, dan India. Gelombang tsunami inilah yang menyebabkan banyaknya korban jiwa pada bencana ini. Kantor berita Reuters menyebutkan bahwa berdasarkan keterangan pejabat dan media setempat, pada saat ini(28/12) jumlah korban tewas sudah mencapai 28.483 orang, dengan rincian sebagai berikut; Bangladesh 5 jiwa, India 9.396 jiwa (termasuk 5.000 jiwa yang dikhawatirkan tewas di Kepulauan Andaman dan Nicobar, India), Indonesia 5700 jiwa, luka-luka hingga 100.000, Malaysia 59 tewas, 218 luka-luka, Maldives 52 tewas, Myanmar 34 tewas, Somalia 38 tewas, Sri Lanka 12.212 tewas, Thailand 990 tewas, 7.000 luka-luka. Dikhawatirkan jumlah ini masih bisa bertambah hingga sekitar 57.000 jiwa.
Di Indonesia sendiri diperkirakan korban bisa bertambah hingga 25.000 orang, mengingat masih banyaknya wilayah di pesisir Barat Aceh yang belum terevakuasi, sementara di Sri Langka pejabat setempat memperkirakan jumlah korban tewas bisa bertambah hingga 20.000 jiwa, dan Thailand memperkirakan korban tewas di negara tersebut dapat mencapai 2.000 jiwa.
Ketua Geoscience Australia, Dr Phill McFadden mengatakan, banyaknya korban jiwa bisa dihindari bila peringatan diberikan sebelum tsunami menghantam. Waktu yang dibutuhkan gelombang tsunami mencapai pantai dari pusat gempa, dapat digunakan untuk evakuasi dan meminimalisir korban.
Gelombang tsunami kemarin berkecepatan sekitar 800 km/jam. Phuket, Thailand yang berjarak 400 km dari Aceh memiliki waktu sekitar 45 menit sejak terjadinya gempa. Kantor berita Maldives menyatakan gempa terasa pukul 6.25 pagi dan tsunami tiba pukul 9.20, meski jeda cukup lama mereka tidak mendapat peringatan akan datangnya tsunami.
?Seperti halnya bencana alam lainnya, pengetahuan dan peringatan sangatlah penting,? ujar Eddie N. Bernard, direktur NOAA(National Oceanic and Atmospheric Administration) Pacific Marine Environmental Laboratory dan Ketua I dari Tsunami Hazard Mitigation program, sebuah badan multi-nasional di Amerika Serikat.